Oenococcus, Bakteri Fermentasi Malolaktat dalam Proses Pembuatan Anggur
Ini ada jenis mikroba yang baru saya tahu... sebenarnya tulisan ini adalah tugas saya sewaktu kuliah mikrobiologi dan teknologi makanan fermentasi... jadii.. sekalian aja saya share..^_^
Berdasarkan data
klasifikasi menurut International Journal
of Food Microbiology tentang bakteri dan mikroorganisme yang menguntungkan
dalam proses fermentasi makanan (1), Oenococcus dimasukkan ke dalam phylum Firmicutes, dalamnya terdapat
beberapa famili yang menguntungkan dan sering digunakan dalam proses fermentasi
makanan yaitu : Bacillaceae,
Carnobacteriaceae, Enterococcaceae, Lactobacillaceae, Leuconostocaceae,
Staphylococcaceae, dan Streptoccocaceae. Oenoccus merupakan genus dalam famili Leuconostocaceae, uniknya genus ini hanya memiliki satu spesies
yang diketahui dimanfaatkan dalam proses fermentasi yaitu Oenoccus oeni.
Oenococcus oeni sebelumnya dikenal
dengan nama Leuconostoc oenos sampai diubah pada tahun 1995. Perubahan
ini dikarenakan perbedaan tumbuh pada media asam, karbohidrat (gula)yang
digunakan untuk substrat pertumbuhan dan studi filogenetik berdasarkan sekuens
16S dan 23S rRNA(2). Tergolong ke dalam bakteri gram-positif. Awalnya hanya
terdiri dari satu spesies saja hingga ditemukan spesies baru pada tahun 2006
yaitu Oenococcus kitaharae. Memiliki
bentuk basil atau batang (Rod Shape)
dengan ukuran koloni biasanya kurang dari 1 mm, berwarna putih keabu-abuan. Dapat
bertahan hidup pada pH dibawah 3,5 sementara bakteri asam laktat lain seperti Pediococcus dan Lactobacillus hidup pada pH yang agak lebih tinggi. Suhu optimum
untuk pertumbuhannya antara 20 to 30ºC. Medium untuk pertumbuhan bakteri ini
biasanya mengandung kombinasi gula,protein, dan substrat jus tomat atau jus
anggur.
Tipe bakteri
asam laktat heterofermentatif, dalam reaksinya O.oeni melakukan fermentasi gula menjadi D(-)asam laktat, etanol,
asam asetat dan karbondioksida melalui jalur hexose-monophosphate dan
phosphoketolase. Dalam proses ini enzim yang digunakan adalah Glucose-6-phosphate
dan xylulose-5-phosphoketolase. Kemampuan lain adalah O.oeni dapat mengkonversi pentosa fosfat menjadi asam asetat dalam
reaksi menggunakan NADP dan oksigen. O.oeni
memiliki keterbasan yaitu tidak dapat memetabolisme polisakarida dan
alkohol, karena gula dalam medium untuk pertumbuhannya berupa sukrosa, laktosa
dan maltosa.
Gambar
: Jalur metabolisme asam laktat dan asam asetat dalam pembuatan wine
Gambar
: Metabolisme bakteri asam laktat heterofermentatif.
Pemanfaatan O.oeni diantaranya adalah dalam
pembuatan wine (anggur). Bakteri ini berperan dalama proses fermentasi
malolaktat (Malolactic fermentation)
yang merupakan proses konversi asam malat menjadi asam laktat (L-malic acid
menjadi L-lactic acid) dan karbondioksida. Proses konversi ini sering disebut
juga reaksi dekarboksilasi, karena asam malat yang merupakan asam dikarboksil
menjadi asam laktat yang monokarboksil. Perubahan struktur ini akan menurunkan
kadar keasaman dan menjadikan rasa anggur lebih ringan di mulut. Fermentasi
malolaktat pada pembuatan wine dikenal sebagai secondary fermentation setelah fermentasi alkoholik oleh Yeast (Saccharomyces cerevisiae).
Pada
awalnya dalam fermentasi malat menjadi
asam laktat memiliki beberapa teori , teori pertama adalah adanya keterlibatan tiga enzim
berbeda yaitu malate dehydrogenase, oxaloacetate decarboxylase and L-lactate
dehydrogenase dalam jalur antara asam oksaloasetat dan piruvat. Teori kedua yaitu
melewati jalur asam piruvat memanfaatkan kombinasi enzim laktat dan malat
dehidrogenase. Namun pada tahun 1970-an diketahui bahwa enzim untuk reaksi ini
berasal dari bakteri malolaktat dalam pembuatan anggur yaitu Leuconostoc
oenos (Oenococcus oeni) yang
menghasilkan satu jenis enzim “malolactic enzyme”. Aktivitas malolaktik dari
enzim ini adalah (malate:NAD+ carboxy lyase) mengkatalisasi reaksi
dekarboksilasi L-malic acid menjadi L-lactic acid salam satu tahapan
metabolisme dan melepaskan karbondioksida sebagai hasil sampingan reaksi.
Reaksi ini membutuhkan NAD dan Mn +2 sebagai
kofaktor.
Oenococcus oeni juga menghasilkan produk
berupa diasetil (2,3-butanedione). Diasetil adalah produk antara dalam proses
metabolisme asam sitrat. Pada jalur ini produk intermediet asam piruvat menjadi
diasetil melalui a-acetolacate.
Namun diasetil merupakan senyawa yang tidak stabil sehingga dapat direduksi
kembali oleh sel Oenococcus oeni dan
Yeast. Diasetil merupakan senyawa diketon aromatik yang memberikan aroma
“buttery” atau “nutty” pada wine.
Para pembuat
wine (winemaker) memilih bakteri O.oeni karena mampu bekerjasama dengan
mikroorganisme utama yaitu Yeast. Oenococcus
oeni meskipun ada pada proses awal fermentasi wine, bakteri ini tidak
tumbuh berlebih/dominan sehingga tidak terjadi kompetisi nutrisi dengan yeast
dan tidak menghambat pertumbuhan Yeast. Karena
kemampuannya bertahan di kondisi asam yang ekstrim, bakteri ini menjadi yang
paling dominan ditemukan saat proses fermentasi malolaktat. Pertumbuhan O. Oeni dan bakteri asam laktat lain pada proses
pembuatan anggur termasuk saat fermentasi malolaktat dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar
: kinetika pertumbuhan bakteri asam pada proses pembuatan wine.
Untuk
mengoptimalkan proses fermentasi malolaktat ini Oenococcus oeni dapat optimal pada medium yang mengandung sumber
karbon, nitrogen (dari asam amino atau peptida), Vitamin (nicotinic acid,
thiamine, biotin dan pantothenic acid), mineral ions (Mn2+, Mg2+, K+ dan Na+)
dan purine derivatives (guanine, adenine, xanthine and uracil). Asam amino yang
penting antara lain untuk O. oeni antara lain valine, asam glutamat, leucine,
tryptophan, isoleusin, histidin dan arginine. Asam amino alanin, glisin dan
prolin diketahui memberikan efek meskipun sedikit pada pertumbuhan O. oeni . keberadaan sulfur dioksida SO2
dan bakteriofag juga mempengaruhi pertumbuhan. Beberapa strain O. oeni diketahui dapat resisten
terhadap bakteriofag.
Gambar
: Manipulasi proses fermentasi malolaktat
Referensi :
1)
F. Burdichon et al,. 2012. Food Fermentation :
Microorganism with Technological Beneficial Use. International Journal of Food
Microbiology. 154: 87-97
2)
Bou. Magali et al,. 2005. Malolactic
Fermentation in Wine : Understanding The Science and The Practice. Lallemand
Inc. Montréal, Canada
3)
Shimazu. Y, et al,. 1985. Transformation of Citric Acid to
Acetic Acid, Acetoin and Diacetyl by Wine Making Lactic Acid Bacteria. Agric.
Biol. Chem., 49 (7), 2147-2157.
4) Dicks, L. M., F. Dellaglio, and M. D. Collins. 1995. Proposal to reclassify Leuconostoc oenos as Oenococcus oeni [corrig.]
gen. nov., comb. nov. International Journal of Systematic Bacteriology
45:395-7.
5) Dicks, L.M., Endo, A. 2009. Taxonomic
Status of Lactic Acis Bacteris in Wine and Key Characteristics to Differentiate
Species. Depatment of Microbiology, Stellenbosch University.
6) E.J. Bartowksy and G.H. Fleet, 2013, ‘Malolactic Fermentation’, Australian
Winemaking, eds N. Bulleid and V. Jiranek, Trivinum Press, Adelaide.
7) Bisson, L. 2001. Section 4 :
The Malolactic Fermentation. University of California at Davis, University
Extension.
8) Matthews Angela, Grimaldi Antonio, Walker Michelle,
Bartowsky Eveline, Grbin Paul & JiranekVladimir. 2004. Lactic Acid Bacteria
as a Potential Source of Enzymes for Use in Vinification. Appl. Environ.
Microbiol. 2004, 70(10):5715.
beri komentar or saran yaa...
ReplyDelete